Opini karangaku tak pernah terlihat namun terlintas. Ku ceritakan dengan sunyi menyebut kata itu menjadi tenang namun itu hanya sekejap. Lalu ku mencoba untuk jalan melalui pijaran yang tak berasa. Ini adalah caraku untuk memulai perjalanan opini yang mungkin hanya terlintas. Hal waktu belakangan yang sudah kulalui tak bisa aku nyatakan kembali.
Suara sunyi opini itu membuat bercak bercak terdengar lirih yang tak terwujud. Lalu arah itu membuat putaran yang mengulai pintasan sekejab, hingga senyuman itu termulai. Ku mencoba menegok hanya ada semberibit angin yang kurasakan. Hingga itu menjadi tanya? yang kujawab dengan lirih "aku masih disini". Itupun hanya opini ilusi yang mungkin masih menjadi tanya kembali.
Terima kasih selalu sertakan pada bagian tenang itu. Ku mendengarkan alunan di malam hari yang tak ada yang bilang. Tiba tiba jawaban itu datang setelah alunan itu berulang kali melintasi alam semesta ini. Rasa opini ini penuh dengan tenang ketika alunan itu berhenti terdengar. Ku berbisik datang datang datang lah, perulangan itu tiba tiba mucul sebuah denyut nadi dari sang pencipta.
Tersenyum cerita opini yang terbayang bayang seperti kenyataan, ku mencari dariman muculnya itu. Pelan ku melangkah dengan kesunyian yang tak berfisik. Ku terus berjalan melangkah kedepan menengok tiga ratus derajat semakin lama berlari dengan kecerian dan rasa bahagiya. Setelah itu tiba tiba berhentik sontak, kenapa dari tadi hanya ada bintang tidak ada yang lain. Mulai diam.
Penulis
Anang Triyono